Di sebuah desa kecil di Pontianak, hiduplah seorang anak bernama Rani. Rani adalah seorang gadis berusia 10 tahun yang ceria dan penuh energi. Setiap pagi, ia bangun dengan semangat untuk menjelajahi alam sekitarnya. Rani tinggal bersama keluarganya di tepi Sungai Kapuas, yang menjadi tempat bermain favoritnya. Rani sangat suka bermain di tepi sungai, di mana ia sering mengumpulkan kerang dan bermain perahu kecil yang terbuat dari daun. Ia juga memiliki banyak teman di desanya, dan bersama mereka, Rani sering membuat permainan tradisional seperti congklak dan gobak sodor. Suatu hari, saat sedang bermain di sungai, Rani menemukan sesuatu yang berkilau di antara batu-batu. Setelah mendekat, ia menyadari bahwa itu adalah sebuah kalung cantik. Rani sangat senang dan memutuskan untuk mencari tahu siapa pemiliknya. Ia bertanya kepada teman-temannya dan orang-orang di desanya, tetapi tidak ada yang mengenal kalung itu. Rani tidak ingin menyimpan kalung itu untuk dirinya sendiri. Ia percaya bahwa jika sesuatu milik orang lain ditemukan, sebaiknya dikembalikan. Dengan semangat membantu, Rani mengadakan acara kecil di desanya untuk mengumumkan penemuan kalung tersebut. Semua orang berkumpul, dan Rani menjelaskan tentang kalung yang ia temukan. Tak lama kemudian, seorang nenek datang dan mengaku bahwa kalung itu miliknya. Nenek itu sangat berterima kasih kepada Rani karena telah mengembalikannya. Sebagai tanda terima kasih, nenek itu memberikan Rani sebuah cerita rakyat tentang Pontianak yang sudah diwariskan turun-temurun. Dari hari itu, Rani tidak hanya dikenal sebagai anak ceria yang suka bermain, tetapi juga sebagai anak yang baik hati dan peduli terhadap orang lain. Ia belajar bahwa kebaikan akan selalu membawa kebahagiaan, dan setiap tindakan kecil dapat membuat perbedaan besar.