Dari beberapa permasalahan yang sering membuat kebanyakan orang merasa gundah gulana adalah sibuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Hingga, Anda melihatnya selalu merasa sakit hati ketika melihat orang lain berhasil mencapai kebahagiaan. Jika ia melihat orang kaya meraih keberhasilan, maka ia mengeluh kenapa bukan dirinya saja di posisi itu. Jika ia mengeluh kenapa bukan dirinya saja di posisi itu. Jika ia melihat sahabatnya menggapai cita-citanya, ia langsung ingin nikmat itu pindah kepadanya. Orang seperti ini akan hidup dengan segala kegelisahan yang terus-menerus menggerogoti kehidupannya. Waktu terus berputar hingga orang yang bersungguh-sungguh sampai kepada harapannya, tetapi tidak bagi mereka yang bermalas-malasan, tidak mendapatkan apa-apa kecuali sakit hati. Hingga kemudian permasalahannya menjadi komplit dengan segala kekacauan yang merasuki jiwanya melihat kebahagiaan orang lain. Maka, momen kebahagian orang lain itu adalah momen kesedihan bagi si pendengki tersebut. Jika ia mempunyai akal yang sehat, maka keberhasilan orang lain akan memunculkan rasa semangat dan kesungguh-sungguhan dalam hatinya. Di sisi lain, ia juga harus menjadikan keberhasilan orang lain sebagai sebuah perangsang atau penyemangat untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Setiap orang harus melatih dirinya agar merasa senang dengan kemenangan orang lain, merasa bahagia dengan kesuksesan orang laink dan merasakan sebuah kenikmatan ketika orang lain maju. Daripada kita selalu bersedih dan gundah dikarenakan pencapaian orang lain, lebih baik kita jadikan hal itu sebagai penyemangat untuk mencapai kemuliaan, melakukan hal-hal yang baik dan merealisasikan harapan-harapan besar yang sempat tertunda. Tapi, semua itu tidak bisa dilakukan hingga kita mengetahui bahwa kemajuan setiap individu adalah kemajuan bagi umat keseluruhan mencapai kegemilangan.