Text Practice Mode
Cerita Lomba Mengetik 10 Jari by DeniFisman
created Nov 12th, 05:27 by DeniFisman
0
286 words
18 completed
0
Rating visible after 3 or more votes
00:00
Di sebuah sekolah, ada lomba mengetik 10 jari yang diadakan setiap tahun. Lomba ini sangat dinanti karena selain menguji kecepatan mengetik, juga menantang ketelitian para peserta. Kali ini, pesertanya adalah siswa-siswa dari berbagai kelas, dari yang baru belajar mengetik hingga mereka yang sudah mahir.
Rani, seorang siswa kelas 10, adalah salah satu peserta yang sangat antusias. Selama berminggu-minggu, ia berlatih mengetik setiap hari setelah pulang sekolah. Rani tahu bahwa kecepatan saja tidak cukup untuk menang – ketepatan juga penting, jadi ia berusaha menjaga fokusnya agar setiap kata yang diketiknya benar.
Pada hari lomba, suasana sangat tegang. Para peserta duduk di meja masing-masing dengan komputer di depan mereka, siap untuk memulai. Di layar komputer mereka akan muncul paragraf yang penuh dengan kata-kata sulit dan jarang digunakan, khusus untuk menguji kemampuan mereka mengetik dengan 10 jari tanpa melihat keyboard. Rani duduk dengan tangan siap di posisi awal, jari-jarinya menekan ringan tombol "A", "S", "D", dan "F" di tangan kiri, serta "J", "K", "L", dan ";" di tangan kanan.
“Mulai!” seru juri, dan suara ketikan pun memenuhi ruangan. Rani mulai mengetik cepat, menjaga ritme dan keakuratannya. Paragraf pertama berjalan lancar, tetapi pada paragraf kedua ia menemukan beberapa kata yang sulit. Ia hampir tergelincir, namun segera mengendalikan diri dan melanjutkan dengan hati-hati.
Setelah 10 menit, lomba pun selesai. Para juri mulai mengecek hasil ketikan setiap peserta, mengukur berapa banyak kata yang mereka ketik per menit serta berapa kesalahan yang terjadi. Ketika hasil diumumkan, Rani hampir tak percaya – dia berhasil meraih juara pertama! Dengan wajah ceria, ia menerima piala dan hadiah, bangga dengan usaha kerasnya.
Lomba mengetik 10 jari tahun ini pun berakhir dengan cerita indah bagi Rani. Pengalamannya mengajarkan bahwa kecepatan memang penting, tapi ketelitian adalah kunci untuk menang.
Rani, seorang siswa kelas 10, adalah salah satu peserta yang sangat antusias. Selama berminggu-minggu, ia berlatih mengetik setiap hari setelah pulang sekolah. Rani tahu bahwa kecepatan saja tidak cukup untuk menang – ketepatan juga penting, jadi ia berusaha menjaga fokusnya agar setiap kata yang diketiknya benar.
Pada hari lomba, suasana sangat tegang. Para peserta duduk di meja masing-masing dengan komputer di depan mereka, siap untuk memulai. Di layar komputer mereka akan muncul paragraf yang penuh dengan kata-kata sulit dan jarang digunakan, khusus untuk menguji kemampuan mereka mengetik dengan 10 jari tanpa melihat keyboard. Rani duduk dengan tangan siap di posisi awal, jari-jarinya menekan ringan tombol "A", "S", "D", dan "F" di tangan kiri, serta "J", "K", "L", dan ";" di tangan kanan.
“Mulai!” seru juri, dan suara ketikan pun memenuhi ruangan. Rani mulai mengetik cepat, menjaga ritme dan keakuratannya. Paragraf pertama berjalan lancar, tetapi pada paragraf kedua ia menemukan beberapa kata yang sulit. Ia hampir tergelincir, namun segera mengendalikan diri dan melanjutkan dengan hati-hati.
Setelah 10 menit, lomba pun selesai. Para juri mulai mengecek hasil ketikan setiap peserta, mengukur berapa banyak kata yang mereka ketik per menit serta berapa kesalahan yang terjadi. Ketika hasil diumumkan, Rani hampir tak percaya – dia berhasil meraih juara pertama! Dengan wajah ceria, ia menerima piala dan hadiah, bangga dengan usaha kerasnya.
Lomba mengetik 10 jari tahun ini pun berakhir dengan cerita indah bagi Rani. Pengalamannya mengajarkan bahwa kecepatan memang penting, tapi ketelitian adalah kunci untuk menang.
saving score / loading statistics ...